Teh Indonesia umumnya lebih menyehatkan dibandingkan produk negara-negara lain. Namun, teh masih menjadi minuman yang dianggap rendah di Indonesia. Tingkat konsumsi yang rendah dan rasa tak percaya diri saat menghidangkan teh mengindikasikan itu.
Peneliti Teh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung Dadan Rohdiana di Bandung, mengatakan, teh Indonesia tak kalah bermutu dibandingkan negara lain seperti Jepang atau China. Pasalnya, varietas teh Indonesia hampir seluruhnya adalah assamica sedangkan China dan Jepang adalah sinensis.
Kadar katekin pada varietas assamica lebih tinggi daripada sinensis. Katekin adalah kandungan pada teh yang bermanfaat untuk kesehatan. Katekin juga merupakan antioksidan yang sangat efektif untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh.
Konsumsi teh Indonesia pun masih sangat rendah, sekitar 300 gram per kapita per tahun. Sebagai perbandingan, konsumsi teh Inggris 2.260 gram dan Jepang 1.140 gram.
Penulis buku ”Teh Minuman Bangsa-Bangsa Di Dunia”, Prawoto Indarto mengatakan, kadar katekin teh Indonesia lebih baik dari negara lain. Teh hitam ortodoks Indonesia misalnya, memiliki kadar katekin 8,24 persen berat kering, teh hijau ekspor 11,6 persen, dan teh wangi 9,28 persen.
Sementara, teh sencha Jepang 5,06 persen, teh oolong dan teh wangi China masing-masing 6,73 dan 7,47 persen, serta teh hitam srilanka 7,39 persen. Jumlah kedai khusus teh yang jauh lebih sedikit dibandingkan kopi bisa menjadi indikasi teh masih dipandang inferior. Kebanyakan kedai teh yang ada itu pun menyediakan produk impor.
Sumber: www.indospiritual.com
Peneliti Teh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung Dadan Rohdiana di Bandung, mengatakan, teh Indonesia tak kalah bermutu dibandingkan negara lain seperti Jepang atau China. Pasalnya, varietas teh Indonesia hampir seluruhnya adalah assamica sedangkan China dan Jepang adalah sinensis.
Kadar katekin pada varietas assamica lebih tinggi daripada sinensis. Katekin adalah kandungan pada teh yang bermanfaat untuk kesehatan. Katekin juga merupakan antioksidan yang sangat efektif untuk menetralkan radikal bebas dalam tubuh.
Konsumsi teh Indonesia pun masih sangat rendah, sekitar 300 gram per kapita per tahun. Sebagai perbandingan, konsumsi teh Inggris 2.260 gram dan Jepang 1.140 gram.
Penulis buku ”Teh Minuman Bangsa-Bangsa Di Dunia”, Prawoto Indarto mengatakan, kadar katekin teh Indonesia lebih baik dari negara lain. Teh hitam ortodoks Indonesia misalnya, memiliki kadar katekin 8,24 persen berat kering, teh hijau ekspor 11,6 persen, dan teh wangi 9,28 persen.
Sementara, teh sencha Jepang 5,06 persen, teh oolong dan teh wangi China masing-masing 6,73 dan 7,47 persen, serta teh hitam srilanka 7,39 persen. Jumlah kedai khusus teh yang jauh lebih sedikit dibandingkan kopi bisa menjadi indikasi teh masih dipandang inferior. Kebanyakan kedai teh yang ada itu pun menyediakan produk impor.
Sumber: www.indospiritual.com